بســـــــم الله الرحمن الرحيـــــــم

اهلا و سهلا يا اخوة و اخوات في الله

tausyiah message

aku ingin meletakkan duniaku ditangan...
bukan di hati,,
dan cinta sebagai pendamping...
bukan tujuan,,
dan cukuplah bagiku Allah...

Jumat, 01 Juli 2011

Resume Buku Menuju Kemenangan Dakwah Kampus


Judul Buku : Menuju Kemenangan Dakwah Kampus
Penulis       : Ahmad Atian
BAB I
Mukadimah Kemenangan
Tugas menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar merupakan hal yang fundamental dalam Islam. Melalui tugas ini Allah SWT memberikan gelar umat ini khairu ‘ummah (ali Imron :110). Umat Islam juga dikenal sebagai umat pertengahan karna tabiat umat pertengahan akan melahirkan sikap adil dan wara’. Tugas amar ma’ruf nahi mungkar hidup sepanjang risalah Islam. Tugas ini merupakan ruh yang menjiwai islam kita, dan senjata bagi Islam yang menjadikan Islam ini tumbuh dan berkembang, dan energi yang membentuk keberislaman dalam diri kita. Konsep amar ma’ruf nahi mungkar tumbuh dalam tubuh Islam dan umat Islam. Konsep ini ditemukan dalam aqidah, ibadah, syariah, dan akhlaq, serta muamalah. Konsep amar ma’ruf nahi mungkar dikenal dengan kata dakwah. Dakwah merupakan usaha mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan mungkar, agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat (syekh Ali mahfuzh). Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa dakwah kepada Allah  ialah mengajak orang lain untuk beriman kepadaNya dan ajaran yang dibawa RasulNya, dengan membenarkan informasi yang mereka bawa dan menaati apa yang mereka perintahkan.
Dakwah berasal dari kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan da’awa bermakna mengajak, meminta, memanggil, dan menyeru. Sesungguhnya esensi dakwah yang perlu diperhatikan adalah mengubah manusia baik individu maupun kelompok dari situasi yang tidak baik ke situasi yang lebih baik. Dakwah Islam memenuhi tiga pokok yang mendasar : proses penyampaian agama, penyampaian dari amar ma’ruf nahi mungkar, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya masyarakat yang taat dan mengamalkan seluruh dinul islam. Dakwah pula memiliki tiga karakteristik : thalut thariq (panjang jalannya), katsirul ‘aqabat (banyak timpaannya), qilatur rijal (sedikit orangnya). Dakwah Islam dilakukan dimana saja, tak terkecuali di kampus. Dakwah kampus (DK) dilakukan oleh kalangan kampus demi manfaat kampus dan masyarakat global. Dakwah kampus dilakukan untuk perjuangan menegakkan kemenangan Allah SWT.
Tujuan dakwah kampus adalah membentuk kalangan kampus yang yang bercirikan profesionalitas, memiliki komitmen yang kokoh terhadap Islam, dan mengoptimalkan peran kampus dalam upaya mencapai kebankitan Islam. Kampus merupakan lahan subur untuk perkembangan dakwah Islam. Banyak peran signifikan yang dapat dimanfaatkan oleh Islam dan dakwah Islam, antara lain:
§  Kampus merupakan lembaga akademik tinggi, tempat pembelajaran, penempaan, penerapan ilmu-ilmu tinggi.
§  Kampus selalu berperan sebagai suplai energi kritis dan pemikiran kritis guna membangun msyarakat, bangsa dan negara, hingga peradaban.
§  Mahasiswa adalahpemuda yang berpotensi untuk menempati pos-pos potensial di berbagai wilayah potensial umat.
§  Kampus merupakan lembaga ilmiah dan sudah terkultur dalam masyarakat untuk mengagungkan kampus dan penghuni kampus
§  Kampus adalah lingkungan bebas di mana semua aliran pemikiran dapat mengungkapkan pendapatnya. Ketika peran strategis ini dapat dimanfaatkan, maka akan semakin banyak kebaikan yang dapat diperoleh oleh dakwah Islam.

A.      Sejarah Kita; Telaah Kembali ‘kita’
Pemanfaatan kampus sebagai salah satu wahana dakwah islam sudah lama dilakukan. Melalui pemanfaatan universitas, masyarakat islam, menjadi corong pemikir dan pemikiran kritis islam dan menjadi benteng utama Peradaban Islam. Namun seiring berjalannya waktu, pergerakan mahasiswa islam mulai tercemari oleh pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan nilai islam atau dengan kepentingan tertentu untuk mencapai tujuannya. Dalam keadaan seperti ini, beberapa mahasiswa islam yang masih setia berkoordinasi dan berkonsolidasi dan berkoordinasi terarah dan terpadu demi menjaga imunitas islam.
Musuh yang dihadapi pun  benar nyata. Pemerintahan pada saat itu sudah tak bisa dimaklumi lagi. Tak dapat dipungkiri bahwa elemen utama reformasi ’98 adalah mahasiswa Islam yang didominasi oleh ADK.Semakin jauhdari ’98 keadaanya ternyata belum memuaskan. Musuh yang kita hadapi kali ini lebih tersistem dan teroganisir. Tidak saja terstruktur bahkan mengultur. Musuh kita hari ini hakikatnya adalah sebuah tata nilai. Tata nilai yang bertentangan dengan Islam. Apatisme, hedonism, ketidakjujuran, paradigma materealisme yang menyesatkan. Dan musuh dari sekian musuh lainnya adalah diri kita sendiri dan itulah menjadi hambatan dalam pergerakan ini. Pemikiran-pemikiran negatik, ketidak dewasaan, tidak cerdas, tidak membuka diri, dan sikap pesimistislah yang menjadi budak figuritas, kekecewaan, kepentingan dan tujuan pribadi. Semua itu adalah penyebab lemahnya pergerakan ini. Maka alangkah baiknya jika pergerakan ini kita bina dengan menghadapi semua hambatan yang dimulai dari diri sendiri hingga tataran lingkungan sekitar.
B.      Pembaruan Dakwah Kampus; Sebuah Renovasi Cerdas-Paripurna
Pembaruan merupakan sebuah proses penyesuaian diri dengan realitas zaman kekinian, agar kemudian semakin pasti menuju dalam meraih kemenangan dan kebaikan. Segala sesuatu mengalami perubahan, bahkan pembaharuan itu sendiri. Dengan begitu pergerakan ini mampu bertahan dan eksis menghadapi gelombang kehidupan. Perubahan sebenarnya adalah jalan peretasan mimpi. Sebuah jalan mewujudkan impian. Sejarah sudah membuktikan hal ini. Semangat perubahan selalu berujung pada mimpi-mimpi yang terwujud. Sedangkan pelaku sejarah yang tersejarahkan adalah juga pelaku perubahan, agent of change.
Dalam setiap pergerakan tentu kita menemukan beberapa masalah atau hambatan-hambatan yang sudah semestinya kita tanggulangi. Diantaranya dari qodhiyah-qodhiyah yang utama yaitu:
·         Redupnya Cahaya Dakwah dan Tarbiyah
·         Hilangnya kontribusi mahasiswa
·         Terjebak pada seremonial
·         Disorientasi
·         Trauma persepsi
D. Kemenangan Dakwah Kampus
            Kemenangan dakwah kampus secara fisik terwujud dalam dua hal besar; yakni terwujudnya masyarakat kampus madani yang sejahtera dan terciptanya pemerintah kampus yang adil berdaulat. Dan kita dapat meraih suatu kemenangan dengan adnya pembaruan dakwah kampus yang tepat, meliputi dakwah prestatif,creative majority, dakwah kaya, ketokohan sosial, kepemimpinan sejati, dan maksimalisasi kiprah mujahidah dakwah. Dan semua proyek ini tidak akan terwujud tanpa diawali dengan proses perbaikan internal yang bersifat umum dan berada pada tataran kebijakan yang bersifat khusus dan dijalankan oleh qiyadah.

Bab II
Perbaikan Internal Dakwah Kampus
            Perbaikan internal merupakan tahapan pertama dan awal dari segalanyanyang membutuhkan kekuatan untuk mengantarkan kita pada kemenangan DK yang diharapkan, sebab baik tidaknya kondisi internallah yang menjadi penentu seperti apakah kita selanjutnya. Perbaikan ini hakikatnya adalah penempaan diri, pembangunan cita-cita, dan pengenalan prinsip. Setelah melalui serangkaian proses dalam tahapan perbaikan internal ini pembaharuan DK pun dimulai.
Tahap I
·         Back to Asholah
Proyek back to asholah berarti kembali ke orisinalitas dengan dinamika dakwah secara global dan DK kontemporer, jika diterjemah dalam istilah kembali pada nilai-nilai esensial dari 5 hal utama, yaitu islam, tarbiyah, dakwah, fiqih dakwah dan manhaj dakwah. Maka dapat disimpulkan bahwa artian kembali disini adalah kembali ke Islam, kembali ke tarbiyah, kembali ke dakwah, kembali ke fiqih dakwah, kembali ke manhaj dakwah.
·         Menghapus trauma persepsi
Penyakit trauma persepsi  merupakan sebuah penyakit yang mampu mematikan syaraf-syaraf tubuh hingga menghentikan langkah kita dan penyakit yang mampu mengendalikan kita, membuat kita melakukan perbuatan-perbuatan tercela, padahal kita adalah orang-orang yang beruntung. Trauma inilahir di otak kita dan pemikiran-pemikiran kita yang tidak dewasa. Bentuk-bentuk trauma persepsi yang biasa menyerang dalkwah kampus antara lain; trauma persepsi merasa superior, trauma persepsi harus memimpin terus, trauma persepsi bahwa yang benar hanya kita, persepsi yang salah ketika kita kalah, maka dakwah akan kalah, trauma persepsi sering bersuuzhon,trauma persepsi tidak mau kreatif.
·         Komitmen dengan sikap terbaik 
DK membutuhkan komitmen terhadap sikap terbaik, sebab dengan itulah kemenangan dan keberhasilan DK akan dicapai. Diantara sikap terbaik tersebut adalah; komitmen bahwa perjuangan dilakukan karena Allah semata, komitmen terhadap pilihan berjamaah, komitmen untuk saling melengkapi, komitmen terhadap pencarian jati diri
Tahap II
Tahapan berikutnya setelah tahapan I yaitu tahapan II yang mengatur strategi DK dengan membuka kran komunikasi yang lebih baik dan kran informasi yang lebih sehat antar pasukan, antara qiyadah dan jundinya. Selain itu juga membuka peluang kemunculan alternative kepemimpinan baru DK yang cerdas-paripurna untuk kepemimpinan baru bagi dakwah di era baru. Kemudian dari program kaderisasi DK harus menciptakan kader yang berjuang untuk Allah (Agent of Allah), kader yang memang bertindak untuk kejayaan islam dan kejayaan Allah, sebab merekalah yang mampu berjuang dalam kehidupan ini dan mampu mencapai kemenangan dengan dan karena Allah. Hidup untuk  kemenangan DK  berarti hidup untuk totalitas kaderisasi DK. Totalitas kader inipun harus dilaksanakan oleh semua kaderpada institusi, tingkatan, dan tataran. Selain itu totalitas kaderisasi pun dilaksanakan oleh unit strategis DK.
Dalam proyek perbaikan internal ini dibutuhkan 4 bentuk kekuatan jiwa yang pernah disampaikan Imam Syahid, yaitu:
·         Tekad yang membaja
·         Kesetiaan yang teguh
·         Pengorbanan besar
·         Mengimani, mengenali, dan menghargai prinsip yang dapat menghindarkan diri dari kesalahan, penyimpangan dan tertipu prinsip lain.
4 rukun pembaruan:
1.      Iman yang kuat dan mendalam
2.      Keikhlasan dalam perujuangan
3.      Semangat yang menggelora
4.      Kesiapan amal dan pengorbanan

Bab III
Pembaruan Dakwah Kampus
Untuk mencapai kemenangan dakwah kampus ini, diperlukan enam kerangka strategis yang merupakan format dakwah kampus masa depan:
1.      Dakwah prestatif
DK kedepan diharapkan dapat memenuhi kualifikasi ni, yakni dakwah prestatif. Melihat dinamika kehidupan diperlukannya DK yang prestatif. Yaitu dengan memaksimalkan potensi diri dan sumber daya yang ada.
2.      Creative majority
3.      Dakwah kaya
4.      Ketokohan sosial
5.      Kepemimpinan sejati
6.      Maksimalisasi peran mujahidah dakwah kampus
Enam kerangka strategis dakwah kampus ini bisa dicapai dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan internal dakwah kampus melalui dua tahap dalam bab 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar